Konsep Harta dalam Perspektif Ekonomi Islam


Islam adalah agama yang paling sempurna, yang mana mengkaji setiap unsur kehidupan manusia termasuk masalah harta dan kepemilikannya. Harta merupakan satu diantara sekian banyak kebutuhan manusia yang paling utama untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut. Bahkan sebagian manusia sangat termotivasi mencari harta untuk menjaga ekstensi dan gaya hidup dalam pergaulan sehari-hari. Pada dasarnya Islam bukanlah Agama yang melarang ummat nya untuk tidak mencari kehidupan duniawi, tetapi seorang muslim harus menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhiratnya. Keseimbangan tersebut bisa tercapai apabila seorang muslim paham tentang konsep harta dan kepemilikan dalam Islam.

Harta dalam bahasa Arab berasal dari kata الما ل yang secara bahasa bermakna Condong, Cenderung dan miring. Sedangkan menurut Imam Hanafiyah :
الما ل هو ما يميل إليه طبع الا نسا ن ويمكن إدخا ره إلى وقت الحا جة 
"Harta adalah sesuatu yang digandrungi tabiat manusia dan memungkinkan untuk disimpan hingga dibutuhkan"

Adapun kedudukan harta dalam Islam sebagai berikut:

1. Pada hakikatnya segala yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah SWT, hal ini dapat dilihat dalam QS. Al Baqarah:284
لله ما فى السموات والأرض
"Apa apa yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah"

2. Harta adalah perhiasan dunia, hal ini dapat dilihat dalam QS. Ali Imran: 46
الما ل والبنون زينة الحيو ا ة الدنيا 
"Harta dan anak anak adalah perhiasan kehidupan dunia"

3. Harta adalah kebutuhan bagi manusia, hal ini dapat dilihat dalam QS. Al Dhuha : 8
ووجدك عا ئلا فأ غنى
"Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan"

4. Harta bukanlah Tuhan, dilarang bagi seseorang yang menjadi hamba dari harta, hal ini dapat dilihat dari hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Tirmidzi
لعن عبد الد ينا ر لعن عبد الد ر هم 
"Terkutuk orang yang menjadi hamba Dinar dan terkutuk pula orang yang menjadi hamba dirham (HR At Tirmidzi)

Menurut para ahli fiqh, harta dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :

1. Harta Mutaqawwim dan Ghoiru Mutaqawwim 
a. Harta Mutaqawwim, yaitu harta yang dicapai atau diperoleh manusia dengan sebuah upaya, dan diperbolehkan oleh syara’ untuk memanfaatkannya. 
Contoh: makanan/ minuman halal, pakaian dan lain lain.
b. Harta Ghoiru Mutaqawwim, harta yang belum diraih atau dicapai dengan suatu usaha, maksudnya harta tersebut belum sepenuhnya berada dalam genggaman kepemilikan manusia, seperti mutiara di dasar laut, minyak di perut bumi, dan lainnya atau harta tersebut tidak diperbolehkan syara’ untuk dimanfaatkan.

2. Harta Mitsli dan harta Qimi
a. Harta Mitsli, ialah harta yang dapat diperoleh dengan jenis yang sama dipasaran/ ditempat lain.
Contoh: makanan pokok seperti telur, sayur dan lain-lain.
b. Harta Qimi, ialah harta yang sejenisnya susah didapatkan di pasaran atau ditempat lain.
Contoh: senjata yang digunakan di Rusia tidak bisa disamakan dengan senjata yang ada di Indonesia.

3. Harta Istihlak dan harta Isti'mal
a. Harta Istihlak ialah harta yang tidak dapat diambil kegunaan dan manfaatnya secara biasa, kecuali dengan menghabiskannya.
Contoh: Kayu bakar, korek api dan lain lain.
b. Harta Isti'mal, ialah harta yang dapat digunakan secara berulang sedangkan bendanya tetap terpelihara dan tahan dalam waktu yang cukup lama.
Contoh: Sepatu, pakaian dan lain lain

4. Harta Manqul dan Harta Ghoiru Manqul
a. Harta Manqul ialah harta yang dapat dipindahkan/ dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.
Contoh: Perhiasan, kendaraan dan lain lain.

b. Harta Ghoiru Manqul, ialah harta yang tidak dapat dipindahkan.
Contoh: kebun, rumah, pabrik dan lain lain.

5. Harta 'Ain dan harta Dan
a. Harta 'Ain, ialah harta yang berbentuk benda. Contoh: rumah, kendaraan dan lain lain.
b. Harta Dayn, ialah harta yang berada dalam tanggung jawab. Contoh: Uang yang berada dalam tanggung jawab seseorang.

6. Harta pokok dan harta hasil
a. Harta pokok, ialah harta yang mungkin darinya terjadi harta yang lain. Contoh: modal usaha
b. Harga hasil, ialah harta yang terjadi dari harta yang lain. Contoh: hasil usaha

7. Harta khas dan harta 'aam
a. Harta khas, ialah harta milik pribadi, tidak bersekutu dengan pihak lain, tidak boleh diambil manfaatnya tanpa izin pemiliknya. Contoh: kendaraan pribadi, rumah pribadi dan lain lain.
b. Harga 'aam, ialah harta milik khalayak ramai ( milik umum). Contoh: jalan raya

8. Harta mamluk, harta mubah dan harta mahjur
a. Harta mamluk, ialah harta yang berada dalam kepemilikan seseorang maupun milik dari suatu badan hukum. Harta mamluk terbagi dua, yaitu harga mamluk mutsaqqil yang mana harta perorangan yang tidak berpautan dengan orang lain, seperti sepasang sepatu seseorang yang dapat digunakan kapan saja. Kedua, harta musyarakah yang mana harta tersebut merupakan harta perkongsian dari beberapa pemilik, seperti modal usaha.

b. Harta mubah, ialah harta yang pada asalnya bukan milik seseorang, contoh: air pada mata air, laut dan lain lain.

c. Harta mahjur, ialah harta yang tidak boleh dimiliki sendiri dan memberikan kepada orang lain menurut syari'at. Contoh: tanah wakaf

Sedangkan fungsi harta dalam Islam, antara lain:
1. Harta berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah khas (mahdhah). Contoh: pelaksanaan ibadah haji, zakat, zakat, shodaqoh dan lain lain.
2. Harta berfungsi untuk meningkatkan keimanan/ ketakwaan kepada Allah SWT
3. Harta berfungsi untuk memenuhi kehidupan dari hari ke hari.
4. Harta berfungsi untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat
5. Harta berfungsi untuk mengembangkan dan menegakkan ilmu ilmu pengetahuan
6. Harta berfungsi untuk membantu sesama (mentasharuf) dalam kehidupan sehari-hari
7. Harta berfungsi menumbuhkan shilaturrahmi

Penulis: Abi Waqqosh Dosen STAI Al Ishlahiyah Binjai 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

--------

Simak berbagai berita pilihan dan terkini lainnya dari kami di Google News