Kenaikan Harga BBM Bisa Kerek Inflasi, Ini Tips Investasi dari Pakar

Kenaikan Harga BBM Bisa Kerek Inflasi, Ini Tips Investasi dari Pakar

MuamalahNews.com - Ekonomi domestik mengindikasikan potensi solid penguatan; berbanding terbalik dengan ekonomi dunia yang telah memasuki tahap normalisasi, laiknya Amerika Serikat (AS), Cina, dan Eropa.

Meskipun kenaikan harga BBM bersubsidi berisiko mendongkrak inflasi dan mempengaruhi daya beli dalam jangka pendek, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai pasar sudah mengantisipasinya di tengah level penguatan pemulihan.

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Krizia Maulana, mengatakan, “Dari sisi anggaran negara, kenaikan harga BBM membuat anggaran pemerintah menjadi lebih terjaga dan tepat sasaran, sehingga Indonesia masih menjadi pasar yang dilirik oleh investor asing.”

Sedangkan, Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menilai kenaikan harga BBM bakal berdampak moderat terhadap kepercayaan konsumen. Dus, meski inflasi inti bisa melampaui 4,0 persen tahun ini, ia optimistis konsumsi rumah tangga tetap tumbuh 4,81 persen.

“Kami melihat, proyeksi pertumbuhan PDB kami sebesar 5,08 persen (saat ini) untuk tahun ini masih dapat dicapai, mengingat pertumbuhan kuat selama kuartal pertama dan kedua 2022," katanya.

Tips Investasi Saat Pasar Volatil

Kendati begitu, Krizia meminta investor mewaspadai faktor global. Sebab, adanya pengetatan kebijakan moneter secara agresif bisa berdampak terhadap laju pertumbuhan ekonomi dunia. Ditambah, konflik Rusia dan Ukraina masih memengaruhi harga komoditas dan tekanan inflasi–yang akhirnya juga berefek ke kebijakan moneter bank sentral di berbagai negara.

Tapi, ekonomi makro Indonesia yang lebih solid dan proyeksi pertumbuhan laba emiten diharap bisa menopang laju pasar saham. Lantas, bagaimana tips investasi saat pasar volatil?

Diversifikasi Aset

Reksa dana saham masih jadi pilihan menarik bagi investor saat pasar bergejolak. Namun, jangan lupa untuk lakukan diversifikasi aset–jangan menaruh “buah” hanya di satu keranjang.

Pilih Instrumen Investasi Sesuai Profil.

Kedua, saat memilih instrumen dalam portofolio investasi, investor harus menyesuaikan dengan profil risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu investasi masing-masing.

Pilih Instrumen dengan Korelasi Rendah

Investor disarankan menambah porsi kepemilikan investasi pada instrumen dengan tingkat korelasi rendah antaraset. Sebut saja seperti reksa dana campuran.

Mengapa begitu? Dengan menanamkan modal di berbagai jenis kelas aset reksa dana–seperti saham, obligasi, dan pasar uang–efektif dalam meningkatkan peluang pertumbuhan portofolio.

“Reksa dana campuran memungkinkan investor mendapatkan return yang lebih optimal dengan risiko yang lebih terjaga,” jelas Krizia.

Berikut tadi tips investasi bisa Anda pertimbangkan dalam mengantisipasi kondisi volatilitas yang terjadi saat ini.*

*Editor: Rahmat


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

--------

Simak berbagai berita pilihan dan terkini lainnya dari kami di Google News