Efek Negatif Jika BBM Bersubsidi Naik

MuamalahNews.com - Beberapa Minggu terakhir ini, isu kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) Subsidi semakin mencuat,  rencananya BBM Subsidi untuk jenis pertalite yang sebelumnya di harga Rp 7650 santer akan mengalami kenaikan harga menjadi Rp 10.000, tentu hal ini mempunyai efek terhadap keberlangsungan kehidupan masyarakat.

Menurut penulis, ada beberapa hal yang bisa menjadi dampak negatif bagi perekonomian kita yang saat ini juga dalam pemulihan di era new normal pasca Covid-19 melanda negeri ini 3 tahun terakhir.

Pertama, Kenaikan BBM Subsidi akan berdampak kenaikan angka inflasi, sebelumnya BPS (Badan Pusat Statistik) dibulan Juli 2022 sudah merilis inflasi pada bahan pangan mencapai 11 persen. Hal ini tentu akan bertambah buruk jika harga BBM Subsidi di naikkan karena sebagian besar masyarakat Indonesia ini menggunakan BBM jenis pertalite dalam hal transportasi dan akomodasi sehari hari.

Kedua, Kenaikan BBM Subsidi akan menurunkan minat jual bagi pedagang juga menurunkan minat beli konsumen, bagi pedagang tentu akan sulit menjual barangnya dikala harga barang naik, sementara begitu juga menurunkan minat beli masyarakat untuk membeli barang diluar kebutuhan pokoknya.

Ketiga, kenaikan harga BBM bersubsidi akan menambah angka kemiskinan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga BBM Pertalite. Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga beberapa kali mengungkapkan, jika harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan, akan membuat APBN jebol. Saat ini APBN 2022 sudah mengakomodasi subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 502,4 triliun.

Adanya kompensasi energi dari pemerintah bukan berarti bisa menyelesaikan masalah dikalangan masyarakat bawah, kenaikan harga BBM bersubsidi saat ini menurut penulis kuranglah tepat dikarenakan bantuan sosial tidak bisa mengcover masyarakat bawah apalagi banyak terjadinya pemberian kompensasi/ bantuan sosial yang kurang tepat sasaran tentunya ini akan berdampak kenaikan angka kemiskinan.

Oleh sebab itu, saat ini pemerintah haruslah berpikir dan mengkaji ulang untuk kenaikan harga BBM bersubsidi dengan mempertimbangkan plus minus yang akan dihasilkan dari kenaikan harga BBM bersubsidi.

-----
Penulis:

Abi Waqqosh
Dosen Ekonomi di STAI Syekh H Abdul Halim Hasan Al Ishlahiyah Binjai

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

--------

Simak berbagai berita pilihan dan terkini lainnya dari kami di Google News